Rahasia Cermai dalam Usadha Bali Pengobatan Alami Sariawan Berdasarkan Lontar Taru Pramana

Lontar Usada Taru Pramana mengajarkan pengobatan sariawan menggunakan tanaman cermai. Buah, daun, dan batang cermai memiliki khasiat dalam meredakan peradangan dan mempercepat penyembuhan luka pada mulut. buah dan daun cermai dioleskan langsung pada bagian yang terkena sariawan. Sementara itu, loloh dari batang cermai diminum secara teratur untuk membantu penyembuhan dari dalam tubuh. Penggunaan cermai secara alami membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat pemulihan sariawan.

Mar 14, 2025 - 09:35
Jan 5, 2025 - 03:14
Rahasia Cermai dalam Usadha Bali Pengobatan Alami Sariawan Berdasarkan Lontar Taru Pramana
buah cermai (Sumber Foto : Koleksi Pribadi )

Lontar Usada Taru Pramana adalah sebuah lontar atau manuskrip Bali yang berisi pengetahuan tentang pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Lontar ini mencakup berbagai cara pengobatan dengan menggunakan tanaman obat (herbal), rempah-rempah, serta teknik-teknik lainnya untuk mengatasi berbagai penyakit. Usada sendiri berarti pengobatan, sedangkan Taru Pramana merujuk pada pedoman atau pengetahuan yang berkaitan dengan tanaman obat. Dalam lontar ini, berbagai tanaman seperti cermai, sirih, pegagan, dan lainnya diidentifikasi sebagai solusi untuk berbagai penyakit, termasuk penyakit yang umum seperti sariawan.

buah cermai   (Sumber Foto : Koleksi Pribadi )

Sariawan adalah penyakit yang umum terjadi pada rongga mulut dan menyebabkan luka atau ulserasi yang menimbulkan rasa sakit. Dalam lontar Usada Taru Pramana, pengobatan tradisional untuk sariawan melibatkan penggunaan tanaman obat yang memiliki khasiat dalam meredakan peradangan dan mempercepat proses penyembuhan luka. Salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan ini adalah cermai (Phyllanthus acidus), yang dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan mulut.

Cermai, atau Phyllanthus acidus, adalah tanaman tropis yang menghasilkan buah kecil berbentuk bulat dengan rasa asam khas. Tanaman ini biasanya tumbuh subur di daerah beriklim tropis, termasuk di Indonesia. Pohon cermai dapat mencapai tinggi hingga 10 meter dan sering ditanam di pekarangan rumah atau kebun sebagai tanaman pelindung dan obat. Musim panen cermai biasanya berlangsung pada musim kemarau, yaitu sekitar bulan Juli hingga September, ketika pohon ini menghasilkan buah dalam jumlah yang melimpah. Selain untuk pengobatan, buah cermai sering dimanfaatkan dalam masakan tradisional, seperti manisan, asinan, atau jus. Daun cermai juga memiliki manfaat tambahan, seperti digunakan untuk meredakan demam dan batuk, sedangkan akar cermai kadang-kadang digunakan untuk mengatasi penyakit kulit. Dengan kandungan vitamin C yang tinggi serta sifat antibakteri dan antioksidan, cermai menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang relevan, baik secara tradisional maupun modern. antibakteri dan antioksidan, cermai menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang relevan, baik secara tradisional maupun modern.

Daun pohon cermai (Sumber Foto : Koleksi Pribadi )

Menurut lontar Usada Taru Pramana, tidak hanya buah cermai yang digunakan dalam pengobatan sariawan, tetapi juga bagian lain dari tanaman cermai, seperti daun dan batangnya. Buah cermai dikenal kaya akan vitamin C, yang berfungsi untuk mempercepat penyembuhan sariawan. Daun cermai, dengan sifat antibakterinya, digunakan untuk mengurangi peradangan pada area yang terkena sariawan, sementara batang cermai juga memiliki khasiat untuk mendukung penyembuhan dan menyeimbangkan tubuh

buah  cermai yang ditumbuk   (Sumber Foto : Koleksi Pribadi )

Untuk mengobati sariawan, lontar Usada Taru Pramana mengajarkan pengolahan bahan alami dari cermai. Buah cermai, daun cermai, dan batang cermai perlu ditumbuk atau dihaluskan terlebih dahulu untuk menghasilkan ramuan yang siap digunakan. Biasanya, daun dan buah cermai ditumbuk menjadi pasta atau boreh, sementara batang cermai dapat direbus dan digunakan sebagai bahan loloh (minuman herbal). Ramuan ini membantu mengatasi peradangan pada mulut dan meredakan rasa sakit akibat sariawan.

Setelah ramuan siap, lontar Usada Taru Pramana memberikan petunjuk tentang cara penggunaannya. Boreh yang terbuat dari buah dan daun cermai dapat dioleskan langsung ke bagian mulut yang terkena sariawan. Pengolesan dilakukan beberapa kali dalam sehari hingga gejala mereda. Sementara itu, loloh yang terbuat dari batang cermai dapat diminum secara teratur, biasanya dua hingga tiga kali sehari, untuk membantu penyembuhan dari dalam tubuh.