Sang Hyang Jaran : Tari Bali Sakral Penuh Magis
Tari Sang Hyang Jaran adalah tarian tradisional Bali yang memadukan unsur mistis dan seni dengan gerakan-gerakan yang memukau. Tujuan utamanya adalah sebagai penolak bala dan sarana komunikasi spiritual dengan alam gaib melalui nyanyian tembang pemujaan. Tarian ini menciptakan keseimbangan antara manusia dan dunia roh serta menjaga harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki harta karun budaya yang tak kalah menarik. Salah satu contohnya adalah tarian tradisional Bali yang memikat hati dan rasa penasaran untuk ingin selalu menyaksikannya, membawa kita ke dalam warisan budaya yang kaya dan mempesona. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi salah satu tarian tradisional yang bersifat sakral di Bali, yaitu tari Sang Hyang Jaran.
Tari Sang Hyang Jaran adalah salah satu tarian tradisional Bali yang penuh dengan nuansa mistis dan indah. Sang Hyang Jaran merupakan salah satu bentuk ekspresi seni yang unik dan menggabungkan unsur-unsur spiritual dengan gerakan-gerakan yang indah. Perpaduan unik antara seni dan spiritualitas yang telah diteruskan dari generasi ke generasi, memperkaya kekayaan budaya Indonesia.
Tari Sang Hyang Jaran dipercaya sudah ada semenjak agama Hindu belum sampai di Bali. Jadi ini lah budaya primitif bali yang masih ada sampai sekarang. Tari Sang Hyang Jaran merupakan peninggalan dari Ida Pedanda Gde Punia dari geria Bangli, yang pada jaman dahulu diselong (dibuang) ke Nusa Penida tepatnya Desa Jungut Batu) oleh Raja Bangli yang berkuasa pada saat itu.
Tari Sang Hyang Jaran memiliki tujuan utama sebagai bentuk penolak bala dalam tradisi masyarakat Bali. Tarian ini merupakan sarana komunikasi spiritual yang menghubungkan warga dengan alam gaib melalui tembang-tembang pemujaan yang dinyanyikan. Melalui tarian ini, mereka berusaha memohon perlindungan dan berkat dari Sang Hyang Jaran, sehingga menciptakan keseimbangan antara manusia dan dunia roh, serta menjaga harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pertunjukan atau pementasan Tari Sang Hyang Jaran ini, penari utama mengendarai seekor kuda kayu yang dihiasi dengan warna-warni dan ornamen yang indah. Kuda kayu ini melambangkan makhluk keramat yang membawa pesan dari dunia spiritual. Tarian ini sering dilakukan dalam konteks upacara keagamaan, seperti dalam perayaan piodalan (persembahan) di pura (kuil) Bali.
Penari Didoakan Oleh Mangku (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)
Tari Sang Hyang Jaran diawali dengan doa yang dipanjatkan oleh seorang mangku, orang suci atau pemuka spiritual dalam agama Hindu dihadapan penari. Doa ini memiliki tujuan untuk memohon berkat dan perlindungan dari roh-roh yang akan datang untuk menghuni penari. Setelah doa, penari mulai mempersiapkan diri untuk membawakan tarian Sang Hyang Jaran. Dalam proses ini, penari perlahan-lahan dirasuki oleh roh-roh yang akan menjadi pengendara "kuda" dalam pertunjukan. Penari akan mulai merasakan perubahan dalam dirinya, menjadi semacam perantara antara dunia manusia dan dunia roh. Penari dapat merasakan kehadiran roh-roh ini dan siap untuk beraksi.
Penari Melewati Bara Api (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)
Setelah dirasuki (Trance) oleh roh-roh, penari memulai pertunjukan utama dengan mengendarai "kuda kayu" dengan kecepatan dan keberanian yang luar biasa. Gerakan-gerakan mereka mencerminkan kekuatan dan keanggunan kuda yang seolah hidup di dalam diri mereka. Penari mampu melompat tinggi, berputar, memegang, bahkan melewati bara api tanpa terbakar atau cedera. Inilah saat di mana keterhubungan antara penari dan roh-roh mencapai puncaknya, menciptakan pertunjukan yang memukau dan misterius.
Penari Diberikan Tirta Oleh Mangku (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)
Setelah pertunjukan mencapai puncaknya, diperlukan orang lain untuk menghentikan penari. Penari tidak dapat mengendalikan diri mereka sendiri karena mereka masih dalam pengaruh roh-roh. Peran mangku diperlukan saat prosesi ini. Ia melakukan doa-doa lainnya dan memberikan tirta (air suci) kepada penari. Tirta ini berfungsi untuk melepaskan penari dari pengaruh roh-roh yang mendominasi dirinya selama penampilan.
Magis dan mistis dalam Tari Sang Hyang Jaran bukan hanya sekadar hiasan atau tradisi semata, melainkan bagian tak terpisahkan dari Tari Sang Hyang Jaran. Hal ini membantu menjaga hubungan antara manusia, roh, dan alam semesta yang begitu kuat dalam kebudayaan Bali. Tari Sang Hyang Jaran bukan hanya pertunjukan tari biasa, tetapi juga tarian sakral dengan spiritual yang mendalam. Bagi mereka yang menyaksikannya, tari ini seringkali menghadirkan rasa kekaguman terhadap budaya dan kepercayaan Bali yang kaya akan simbolisme dan makna mendalam.
Dalam perjalanannya, tari Sang Hyang Jaran telah berkembang dan menjadi lebih dari sekadar tarian upacara. Kini, pertunjukan ini juga menjadi atraksi budaya yang menghibur wisatawan yang datang ke Bali. Meskipun telah mengalami evolusi dalam konteksnya, tari Sang Hyang Jaran tetap menjaga akar spiritual dan makna yang mendalam, menjadikannya salah satu tarian tradisional yang paling dihormati dan dihargai di Bali.