Kisah Sang Dewa Pelebur Alam Semesta: Siwa Mahadeva

Dewa Siwa sebagai salah satu Trimurti, dengan peran sebagai penghancur dan pelindung keseimbangan kosmis. Melalui meditasi dan kehidupan sederhana, Siwa mengajarkan spiritualitas dan membantu penganutnya mencapai moksha, atau pembebasan. Dewa Siwa melambangkan dualitas kehidupan, penghancuran untuk menciptakan kembali.

Jun 6, 2025 - 06:57
Jun 6, 2025 - 00:09
Kisah Sang Dewa Pelebur Alam Semesta: Siwa Mahadeva
Dewa Siwa (Sumber: Koleksi Pribadi)

Dalam mitologi Hindu, Siwa merupakan salah satu dewa tertinggi. Cerita tentang Dewa Siwa dapat ditemukan dalam kitab suci Hindu, termasuk Brahmana, Mahabharata, Purana, dan Agama. Dalam kisah, Siwa merupakan dewa yang kompleks dan penuh kontradiksi. Kelahiran Rudra dianggap sebagai cikal bakal dari konsep Siwa, yang akhirnya berkembang menjadi Trimurti atau tiga dewa utama dalam Hindu, bersama dengan Brahma dan Wisnu.

Kelahiran Rudra (Sumber: Koleksi Pribadi)

Asal mula nama Dewa Rudra yaitu ketika seorang kepala keluarga bernama Prajapati memiliki anak laki-laki yang terus-menerus menangis sejak lahir. Anak tersebut merasa terjebak dalam keburukan karena belum diberi nama. Akhirnya, anak itu diberi nama "Rudra" oleh Prajapati, yang berasal dari akar kata “rud” yang memiliki arti "menangis". Kelahiran Dewa Rudra juga terdapat dalam kisah Visnu Purana. Dalam kisah ini Brahma mengalami kemarahan besar karena anak-anaknya tidak menghargai kehidupan, tiba-tiba dari kening Brahma muncul seorang anak yang bersinar sangat terang seperti matahari. Anak yang muncul dari kening Brahma itu kemudian diberi nama Rudra. Kelahiran Rudra juga terdapat dalam kisah Markandeya Purana. Dalam kisah ini Brahma sangat ingin seorang anak yang menyerupai dirinya. Untuk itu, Brahma pergi bertapa. Saat bertapa, tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki berkulit kebiruan yang menangis di pangkuannya. Saat ditanya oleh Brahma, anak tersebut menjawab bahwa ia menangis karena belum diberi nama oleh orangtuanya. Brahma kemudian memberinya nama Rudra. 

Pertarungan Siwa dengan para makhluk jahat Asura (Sumber: Koleksi Pribadi)

Asal mula kisah Siwa Mahadeva yaitu ketika Dewa Siwa memusnahkan makhluk-makhluk jahat dari asura. Pada suatu hari para dewa meminta Siwa untuk memusnahkan makhluk-makhluk jahat yang diciptakan oleh asura, karena makhluk-makhluk tersebut mengganggu para dewa. Untuk menghadapi mereka, Siwa diberi setengah dari kekuatan setiap dewa. Setelah berhasil memusnahkan makhluk-makhluk jahat itu, Siwa dijuluki sebagai dewa tertinggi dan diberikan gelar Siwa Mahadewa. Kemunculan Trinetra, mata ketiga Siwa. Asal mula mata ketiga Siwa diceritakan dengan latar belakang yang penuh emosi dan tragedi. Oleh karena itu Siwa memilih untuk menyepi dengan bertapa di atas Gunung Himalaya. Kemudian para dewa meminta bantuan Siwa, sebab para dewa di surga menghadapi ancaman dari asura jahat bernama Tataka. Cara agar dapat mengalahkan Tanaka yaitu Siwa harus menikahi Parwati, dengan begitu Siwa dapat mengalahkan Asura yang jahat tersebut.

Pernikahan Siwa dengan Parwati (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pernikahan Dewa Siwa dengan Dewi parwati yang melahirkan anak bernama Kumara. Dalam kisah ini Dewa Siwa dan Dewi Parwati resmi menikah atas usulan para dewa sebelumnya. Pernikahan ini melahirkan seorang anak yang bernama Kumara, yang dikenal sebagai Kartikeya atau Subrahmanya. Dia adalah pahlawan muda yang akan menghadapi asura jahat yang juga dikenal sebagai Tarkasura. Kumara juga dipercaya akan memusnahkan seluruh makhluk-makhluk jahat yang diciptakan oleh Asura.